Selasa, 31 Maret 2015

Filosofi Kopi by Dee Lestari

Setelah dulu membaca, dan akhirnya baca ulang lagi. Karena belom bikin review pas waktu itu, jadilah bikin review nya sekarang.



Filosofi Kopi merupakan kumpulan cerpen satu dekade. Ada 18 cerita pendek di dalamnya. Beberapa mungkin akan menjadi favorit kalian. Karena aku pun begitu. 

Aku suka Filosofi Kopi,

Dulu, dulu aku suka sekali minum kopi. Terutama cafe latte. Tapi sekarang mulai dibatasi, karena alasan kesehatan. Tapi kalo mau ada yang ngajakin ngopi, ga nolak kok ayuk aja *labil
Balik lagi ke cerita, Filosofi kopi menceritakan dua orang sahabat, Ben dan Jody. Mereka punya ambisi yang berbeda, Ben yang benar-benar jatuh cinta pada kopi, sedangkan Jody tidak tahu menahu tentang kopi, tapi dia rela menyerahkan seluruh tabungannya menjadi saham di kedai kopi mereka berdua. Ben membuat filosofi pada setiap kopi racikannya, kemudian lahirlah Ben's Perfecto. Sebagai pembuktian bahwa dia benar-benar jatuh cinta pada kopi. Tantangan yang membuat dia tenggelam dalam egonya. Dan kemudian terkalahkan dengan tiwus. 


Dan berita baiknya adalah, sebentar lagi Filosofi Kopi bakalan ada visualisasinya! Alias, bakalan ada Film nya! Yey! Ini dia penampakan cover filmnya



Kalian akan disuguhkan dengan kopi terbaik Indonesia, jenis-jenisnya, bahkan kalian akan diajak berpetualang mencari tiwus. Seru kan? 
Kemarin aku juga sempet ikutan Filosofi Kopi goes to campus, ketemu langsung sama Rio Dewanto. Ketemu dari jarak sejauh ini 



Duh, ganteng bangeeet :v

Ini trailer Filosofi Kopi Movie.

Balik lagi ke bukunya ya,
Aku suka cerita yang ke tiga, Surat yang Tak Pernah Sampai.

Suratmu itu tidak akan pernah terkirim, karena sebenarnya kamu hanya ingin berbicara kepada dirimu sendiri. Kamu ingin berdiskusi dengan angin, dengan wangi sebelas tangkai sedap malam yang kamu beli dari tukang bunga berwajah memelas, dengan nyamuk-nyamuk yang cari makan, dengan malam, dengan detik jam... tentang dia. 



Aku yang merasakan apa yang kau rasakan. Yang mendamba untuk mengalami. Aku, yang telah menuliskan surat-surat cinta kepadamu. Surat-surat yang tak pernah sampai. 

Kemudian cerita ke lima belas, Spasi.

Dan yang meninggalkan haru adalah Rico de Coro.
Awalnya aku mengira Rico de Coro adalah cerita yang ber latar di negeri antah berantah, ternyata hanya pada seputaran dapur rumah saja. Tentang cinta yang tak berbalas. Tentang pengorbanan. Tentang cinta yang tak berlogika. Tentang cinta seekor kecoa pada manusia. 


Xo,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar