image source : here. edited by me. |
Eun Jeongha, si ratu pemenang undian
memang selalu beruntung. Kali ini dia mendapatkan hadiah menginap di hotel
Arizona, hotel bintang lima yang sangat terkenal . Sayangnya dia masih
kebingungan siapa yang akan diajak menginap bersamanya. Opsi pertama adalah
temannya, Jini. Tetapi ternyata Jini
harus menyelesaikan serial mini terbarunya di sebuah kondominium di Pulau Jeju –hal
yang sebenarnya membuat Jeongha kehilangan semangatnya dan merasa sangat iri–. Opsi
selanjutnya adalah pacarnya–Minsu, dia setuju
dengan ajakan Jeongha tetapi ternyata Minsu menduakan Jeongha dengan perempuan
cabai –karena pada saat Jeongha melihatnya dengan Minsu, perempuan tersebut
membungkus dirinya dengan segala sesuatu yang berwarna merah, dari ujung kepala
sampai ujung kaki–.
Pada akhirnya,
Jeongha berangkat untuk menginap di hotel Arizona sendirian. Dia berfikir untuk
menghubungi Kangho temannya dari kecil yang juga berasal dari daerah yang sama
dengannya, Deoksan. Tetapi sayangnya Kangho tidak bisa menemaninya karena
sedang bekerja. Kangho juga merupakan tetangga apartemennya. Sejak dulu, Kangho
selalu ada untuk Jeongha.
Sementara Minsu
terus menghubunginya, saking kesalnya ketika akhirnya Jeongha mengangkat
telepon dari Minsu, Jeongha sampai harus berpura-pura bahwa dia bersama dengan
seorang pria di kamar hotelnya.
“Tentu saja aku datang bersama dengan pria. Bagaimana
mungkin aku datang ke hotel macam Arizona ini sendirian?”
Jeongha
terus berpura-pura kalau dia benar-benar bersama dengan seorang pria. Dia berbicara
dengan suaranya yang sengau seperti sedang melakukan sesuatu. Jeongha
mengeluarkan suara-suara yang dipenuhi kenikmatan palsu. Minsu menutup
teleponnya. Tanpa disadari Jeongha sedang bertatapan dengan seorang pria yang
sedang berada di teras kamar sebelah. Jarak mereka hanya terpisah 50 cm. Jeongha
yang tidak bisa menahan malunya, buru-buru masuk ke dalam kamar dan merutuki
dirinya sendiri.
Ternyata
tidak sampai disitu saja. Minsu benar-benar mendatangi Jeongha ke kamar
hotelnya. Karena Jeongha tidak ingin berada di dalam kamarnya ketika Minsu
datang, dia takut kalau Minsu akan mendobrak pintu kamarnya. Dia tidak ingin
terjebak. Dan ketika Minsu akhirnya datang, tiba-tiba Jeongha mengetuk pintu kamar
sebelah dengan penuh rasa putus asa. Akhirnya
pria itu membukakan pintu. Pria itu, Hyeon
Seongwoo –pria tampan dan seksi–. Seongwoo mengikuti permainan Jeongha dan
ikut berakting. Bahkan Seongwoo membawa
Jeongha masuk ke dalam kamarnya dan membiarkan Jeongha sampai Minsu benar-benar
pergi meninggalkan hotel Arizona.
Tanpa disadarinya,
ternyata tas Jeongha ketinggalan di kamar Seongwoo. Ketika Seongwoo meletakkan
tas itu di atas meja, dia menemukan ide bagus yang melintas di kepalanya. Dia membuka
ponsel Jeongha lalu menghubungi nomornya sendiri. Kemudian dia menyimpan nomor
Jeongha. Sementara itu, Jeongha baru menyadari tasnya tertinggal di kamar
Seongwoo keesokan harinya tetapi dia bingung ketika memikirkan harus kembali bertemu
dengan Soengwoo. Jeongha, yang sudah berniat untuk mengunjungi kamar Seongwoo
terkejut ketika dia membuka pintu. Tas yang baru akan diambilnya tergantung di
gagang pintu kamarnya. Jeongha kecewa. Dia
tidak bisa bertemu dengan Seongwoo lagi.
Tak disangkanya,
ternyata Seongwoo menghubungi Jeongha dan pria itu mengajak Jeongha bertemu. Dari
situlah kisah cinta mereka dimulai –kembali–.
‘Aku ingin tahu, apa benar dia jatuh cinta padaku. Apakah memang cinta yang dia rasakan. Dan, sedalam apa rasa cintanya.’ – tapi Jeongha menahan semua pertanyaan itu. Benar-benar tidak sesuai dengan kepribadiannya.
“Kau tidak perlu alasan ketika menyukai seseorang. Begitupun cinta. Terjadi begitu saja.” Itulah bagaimana Jeongha menjawab pertanyaan Kangho ketika Kangho bertanya apakah Jeongha benar-benar menyukai Seongwoo.
Selain
julukannya sebagai si ratu pemenang undian –percayalah, ternyata 90% isi
apartemennya adalah hasil dari memenangkan undian– dia adalah seorang penulis,
tepatnya adalah penulis naskah cerita bergambar. Karena itulah dia
merasa iri dengan teman-temannya –Jini dan Oh Inyoung–
'Aku pasti bisa. Kalau aku tidak menyerah, aku pasti bisa mendapatkan apa yang kumau. Tidak mungkin perjalananku mulus. Pasti akan ada hal-hal tidak menyenangkan. Berharap saja tanpa berusaha tidak akan ada gunanya.'
Ketika Jeongha
putus asa, ayahnya mengingatkan
“Tidak ada yang perlu kau khawatirkan, Tuan Putri. Ada orang-orang yang mendapatkan kesuksesannya dengan cepat, ada juga yang terlambat. Kau tidak perlu memikirkan kenapa teman-temanmu lebih cepat berhasil dibandingkan dirimu. Semua ada waktunya. Kau tinggal menunggu saja kapan itu akan datang untukmu.”
Jini sebagai
penulis skenario mini seri yang sukses, sementara Oh Inyoung adalah penulis
yang bisa dibilang paling sukses diantara keduanya. Inyoung bekerja sebagai
penulis naskah film diperusahaan ternama, Walden Korea–sebuah perusahaan
perfilman berskala besar yang pusatnya berada di Amerika–. Inyoung adalah teman
yang mencuri naskah Jeongha, naskah tersebut menjadi pemenang dalam perlombaan
tersebut. Itulah alasan yang membuat Jeongha merasa sangat kesal pada Inyoung.
Selain
mengerjakan pekerjaannya sebagai penulis cerita bergambar, Jeongha juga
seringkali mengikuti perlombaan menulis dan salah satunya dia mengikuti
perlombaan yang didakan oleh Walden Korea. Inyoung yang sempat bertemu dengan
Jeongha di toko buku menawarkan kalau dia akan membantu Jeongha dalam
perlombaan tersebut, tetapi karena Jeongha sudah tidak mempercayai Inyoung
lagi, dia hanya mengatakan kalau dia ingin menjadi pemenang karena usahanya
sendiri. Inyoung yang tidak senang dengan keikutsertaan Jeongha dalam kompetisi
tersebut akhirnya membuat banyak ulah. Tanpa disangka-sangka ternyata dia juga
terlibat dalam tim penilaian perlombaan tersebut.
Kisah cinta
antara Jeongha dan Seongwoo terus berlanjut dengan berbagai rintangan yang
sebenarnya tidak begitu berarti, hanya saja mereka selalu tersulut dengan semua
itu. Sering salah paham, tapi tidak membuat keduanya terlalu lama untuk saling
marah. Ditambah lagi dengan Inyoung yang ternyata juga memiliki ketertarikan
denga Seongwoo. dia terus mencuri-curi kesempatan untuk bisa terus dekat dengan
Soengwoo meskipun terkadang memalukan. Seongwoo yang masih belum menceritakan
bahwa dia adalah bagian dari Walden Group. Kangho yang tiba-tiba mengaku
sesuatu pada Jeongha. Dan juga masalah Inyoung yang harus berurusan dengan
empat penulis sekaligus.
“Apakah kau tahu 2% terakhir untuk mencapai cinta yang sempurna? Hari ini, besok, selamanya...menyambut pagi bersama dengan orang yang kita cintai.”
The Last 2%
adalah novel dewasa. Tetapi ternyata meskipun buku ini berlabel novel dewasa, tidak
diceritakan dengan gamblang atau
jelas bagian-bagian dewasanya. Jadi, bagi kalian yang tidak suka dengan genre novel dewasa, jangan khawatir.
Buku The Last 2% ini adalah buku terjemahan korea kedua yang aku baca setelah
My Name is Kim Sam Soon dan ternyata aku lebih menikmati terjemahan buku ini ketimbang buku sebelumnya. Bahasanya mudah
dipahami dan tidak membingungkan, karena seringkali ketika membaca buku
terjemahan terkadang ada beberapa part yang membingungkan.
Buku ini
mempunyai daya tarik sendiri, sebenarnya aku seringkali tertawa dengan tingkah
laku para tokohnya. Tetapi terkadang bisa membuatku marah dan juga bahagia. Ending ceritanya yang mudah ditebak,
pada akhirnya bagaimana. Tetapi, secara keseluruhan ceritanya tidak mudah
ditebak kok hanyasaja ending-nya. Karena
ternyata setelah aku membacanya sampai tuntas aku menemukan semua jawabannya –yang
cukup membuatku terkejut–. Kupikir masalahnya akan lebih kompleks lagi, tapi
ternyata hanya sekedar itu. Secara keseluruhan buku ini sangat menyenangkan untuk
dibaca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar